Translate

Selasa, 11 Maret 2014

MAKALAH PEMANFAATAN HASIL EVALUASI DAN REFLEKSI PELAKSANAAN EVALUASI

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya pada kita semua. Sholawat dan salam semoga tetap terhaturkan pada junjungan kita nabi agung, penebar rahmat dan penyebar benih kesucian cinta Yaitu Nabi Muhammad SAW. Selama penyusunan makalah ini, penulis telah mendapat bantuan dari berbagai pihak, ucapan terima kasih penulis persembahkan kepada semua pihak yang terlibat dalam memberi inspirasi dan bantuan sehingga penulis bisa menyeleseikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu penulis sangat berharap saran, masukan serta bimbingan dari para pembaca untuk menyumbangkan idenya, partisipasinya dan pikiran-pikiran guna untuk lebih memperbaiki makalah ini. Sukabumi, Maret 2014 Wassalam Penyusun DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi ii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Pembatasan Masalah 2 1.4 Manfaat/Tujuan 2 BAB II PEMBAHASAN 3 2.1 Pengertian Evaluasi 3 2.2 Pentingnya Memanfaatkan Hasil Evaluasi 4 2.3 Manfaat Hasil Evaluasi 5 2.4 Refleksi Pelaksanaan Evaluasi 7 2.5 Keberhasilan Pembelajaran 8 2.6 Evaluasi Diri Terhadap Proses Pembelajaran 10 2.7 Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan dan Pendukung Keberhasilan dalam Pembelajaran 10 2.8 Mengoptimalkan Proses dan Hasil Belajar 11 2.9 Pembelajaran Remedial 11 BAB III PENUTUP 13 3.1 Kesimpulan 13 3.2 Saran 14 Daftar Pustaka 15


BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu media yang sangat penting bagi kita dalam menggapai kesuksesan, salah satu kesukesan dalam pembelajaran yaitu adanya evaluasi yang merupakan sebuah kegiatan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik dalam menguasai materi yang telah disampaikan oleh pendidik, sampai sejauh mana keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh peserta didik, sejauh mana kurikulum yang diterapkan telah dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran tersebut.
Dalam melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran tentunya harus sesuai dengan apa yang direncanakan. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal.  Namun, banyak juga orang yang melaksanakan suatu kegiatan tanpa perencanaan yang jelas sehingga hasilnya pun kurang maksimal. Oleh sebab itu, seorang evaluator harus dapat membuat perencanaan evaluasi dengan baik.
Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan standar kriteria yang merupakan kegiatan berkesinambungan. Evaluasi sangat penting dalam proses pembelajaran yaitu sebagai sebuah kegiatan yang harus dilaksanakan tidak saja pada saat tengah semester, tiap semester atau akhir tahun, tetapi harus dilakukan secara terus menerus.
Mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan evaluasi pembelajaran  untuk lebih jelasnya akan dibahas pada pembahasan di dalam makalah Evaluasi Pembelajaran dibawah ini.
1.2         Rumusan Masalah
Sejalan dengan latar belakang masalah di atas maka kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1.        Bagaimanakah Pengertian Evaluasi ?
2.        Apa Saja Hal-Hal Yang Termasuk Pemanfaatan Hasil Evaluasi dan Refleksi Pelaksanaan Evaluasi ?
1.3         Pembatasan Masalah
Setiap makhluk di dunia mempunyai keterbatasan baik itu pendengaran, penglihatan, penciuman dan lain-lain. Begitu juga dengan saya selaku penyusun yang mempunyai kelemahan dan keterbatasan waktu, biaya, pengetahuan dan lain-lain. Maka dari itu, Penyusun membahas makalah ini sampai
1.4         Manfaat / Tujuan
Adapun manfaat/tujuan yang dapatdiambil dari isi makalah ini adalah
1.      menambah wawasan pengetahuan tentang mata kuliah Evaluasi Pembelajaran PAI I.
2.      sebagai sumber bacaan dan pengetahuan bagi yang  membutuhkan.
3.      sebagai bahan diskusi/pembahasan mahasiswa fakultas tarbiyah sebagai penambah khazanah ilmu pengetahuan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1         Pengertian Evaluasi
2.1.1   Secara Etimologi
Secara harfiah kata Evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evaluation” yang berarti Nilai atau Harga. dalam bahasa Arab Nilai disebut Al – Taqdir atau Al-Qimah, Dengan demikian secara Harfiah Evaluasi pendidikan Al – Taqdir Al-Tarbawiy dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian dalam hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam bahasa Indonesia disbutkan Evaluasi berarti penilaian. Penilaian dapat digunakan untuk semua aspek kehidupan. Dalam hal ini kita hanya memfokuskan penilaian dalam bidang Pendidikan Agama Islam atau penilaian pendidikan Islam.
Jadi Evaluasi Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk mendapatkan nilai yang terdapat dalam proses belajar mengajar yang dilihat dari hasil yang dicapai oleh setiap siswa dalam jangka waktu tertentu. Misalnya penilaian harian, mingguan, bulanan, ujian tengah semester, ujian akhir semester dan akhir tahun ajaran dan ujian Nasional.
2.1.2 Secara terminology
Ada bebrapa ahli yang berpendapat atau mendevinisikan tentang Evalusi diantaranya adalah :
·           menurut Edwin Wandt dan Gerald W. Brown (1957 : 1) mengatakan bahwa Evaluasi adalah aktivitas atau proses untuk menentukan nilai atas sesuatu. Penilaian dalam pendidikan berarti seperangkat tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu yang berkaitan dengan dunia pendidikan.
·           Muhibbinsyah (2003:195) menyatakan evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.
·           Menurut M. Chobib Thoha evaluasi adalah merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
2.2         Pentingnya Memanfaatkan Hasil Evaluasi
Salah satu manfaat hasil evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik (feed-back) kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran, baik scara langsung maupun tidak langsung. Umpan balik dapat dijadikan sebagai alat bagi guru untuk membantu peserta didik agar kegiatan belajarnya menjadi lebih baik dan meningkatkan kinerjanya.
Peserta didik akan dapat mengukur sejauh mana tingkat penguasaannya terhadap materi, jika hasil pekerjaan mereka mendapat umpan balik dari gurunya. Umpan balik tersebut dapat dilakukan secara langsung, tertulis atau demonstrasi. Dalam memberikan umpan balik, guru hendaknya memperhatikan kualitas pekerjaan peserta didik yang lain.
Hal ini dapat membuat perasaan minder bagi peserta didik yang memiliki kemampuan kurang. Umpan balik sifatnya memberikan saran dan perbaikan., sehingga peserta didik termotivasi untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses hasil belajar serta hasil pekerjaannya.
Crooks (2001) menyimpulkan agar umpan balik dapat bermanfaat untuk memotivasi peserta didik, maka harus difokuskan pada:
1.      Kualitas pekerjaan peserta didik dan bukan membandingkannya dengan hasil pekerjaan peserta didik yang lain.
2.      Cara-cara yang spesifik sehingga pekerjaan peserta didik dapat ditingkatkan.
3.      Peningkatan pekerjaan peserta didik yang harus dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya.
Apa yang dikemukakan Crooks lebih menekankan pada kualitas pekerjaan peserta didik sebagai faktor utama dalam menentukan jenis umpan balik yang diberikan, bukan membandingkan hasil pekerjaan peserta didik yang satu dengan lainnya, apalagi membandingkan dengan pekerjaan peserta didik yang mayoritas jawabannya benar atau sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.3         Manfaat Hasil Evaluasi
Dalam praktiknya, masih banyak guru yang tidak atau kurang memahami pemanfaatan hasil evaluasi, sehingga hasil evaluasi formatif atau sumatif (misalnya) banyak dimanfaatkan hanya untuk menentukan kenaikan kelas dan mengisi buku rapor. Meskipun demikian, untuk melihat pemanfaatan hasil evaluasi ini secara komprehensif, kita dapat meninjaunya dari berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu:
1.             Bagi peserta didik, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:
a.       Membangkitkan minat dan motivasi belajar.
b.      Membentuk sikaf yang positif terhadap belajar dan pembelajaran.
c.       Membantu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik.
d.      Membantu peserta didik dalam memilih metode belajar yang baik dan benar.
e.       Mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelas.
2.             Bagi guru, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:
a.       Promosi peserta didik, seperti kenaikan kelas atau kelulusan.
b.      Mendiagnosis peserta didik yang memiliki kelemahan atau kekurangan, baik ecara perseorangan maupun kelompok.
c.       Menentukan pengelompokan dan penempatan peserta didik berdasarkan prestasi masing-masing.
d.      Peedback dalam melakukan perbaikan terhadap sisitem pembelajaran.
e.       Menyusun laporan kepada orang tua  guna menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
f.       Dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat perencanaan pembelajaran.
g.      Menentukan perlu tidaknya pembelajaran remedial.
3.             Bagi orang tua, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:
a.       Mengetahui kemajuan belajar peserta didik.
b.      Membimbing kegiatan belajar peserta didik di rumah.
c.       Menentukan tindak lanjut pendidikan yang sesuai dengan kemampuan anaknya.
d.      Memprakirakan kemungkinan berhasil tidaknya anak tersebut dalam bidang pekerjaannya.
4.             Bagi administrator sekolah, hasil evaluasi dapat dimanfaatkan untuk:
a.       Menentukan penempatan peserta didik.
b.      Menentukan kenaikan kelas.
c.       Pengelompokan peserta didik di sekolah mengingat terbatasnya fasilitas pendidikan yang tersedia serta indikasi kemajuan peserta didik pada waktu mendatang.
2.4         Refleksi Pelaksanaan Evaluasi
         Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, sering ditemukan berbagai kekurangan atau kelemahan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun penyusunan laporan. Namun, semakin banyak seseorang memiliki pengalaman, maka diharapkan akan semakin sedikit kesalahanyang dilakukan. Pepatah lama mengatakan”experiece is the best teacher”. Hal ini berdasarkan suatu pemikiran bahwa seseorang tidak akan melakukan kesalahan yang serupa pada kegiatan evaluasi berikutnya. Oleh sebab itu, untuk mencapai suatu kesuksesan, belajarlah dari pengalaman masa lalu sebagai bahan perbaikan. Tanpa adanya refleksi, tidak mudah bagi kita untuk mengetahui bagian-bagian atau aspek-aspek mana dari evaluasi yang dianggap masih lemah.
Banyak orang keliru dalam menjalankan evaluasi karena menganggap apa yang telah dilakukan selalu dan pasti benar. Padahal, setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kekurangan tersebut ada yang disengaja, tetapi ada juga yang tidak disengaja. Begitu juga guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran. Guru selalu dituntut untuk melakukan refleksi terhadap pelaksanaan evaluasi yang telah dilakukan, sehingga pelaksanaan evaluasi dari masa ke masa dapat terus ditingkatkan kualitasnya.
2.5         Keberhasilan Pembelajaran
Keberhasilan Pembelajaran banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah faktor guru dapat melaksanakan pembelajaran. Untuk itu, dalam melaksanakan pembelajaran guru harus berpijak pada prinsip-prinsip tertentu. Dimyati dan Mudjiono (1994) mengemukakan ada tujuh prinsip pembelajaran yaitu:
1.      Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar, bahkan tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi proses belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada peserta didik apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya, bahkan dapat membangkitkan motivasi belajarnya.
2.      Keaktifan
Pada dasarnya peserta didik adalah manusia aktif yang mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar hanya mungkin terjadi apabila peserta didik aktif mengalami sendiri.

3.      Keterlibatan Langsung/ Berpengalaman
Belajar bearti mengalami. Belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar harus dilakukan sendiri oleh peserta didik. Edgar Dale dalam “cone of experience”-nya mengemukakan, “belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.”
4.      Pengulangan
Menurut teori psikologi, daya belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada jiwa manusia, seperti daya mengamati, menanggapi, mengingat, mengkhayal, merasakan dan berfikir. Melalui pengulangan, maka daya-daya tersebut akan berkembang.
5.      Tantangan
Field Theory dari Kurt Lewin mengemukakab bahwa peserta didik dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam proses belajar, peserta didik menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan, yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu, yaitu dengan mempelajaribahan belajar tersebut.
6.      Balikan dan Penguatan
Peserta didik akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Untuk itu, guru harus melakukan penilaian hasil belajar. Hasil belajar yang baik akan balikan (feedback) yang menyenangkan dan berpengaruh baikterhadap kegiatan belajar selanjuta.

7.      Perbedaan Individual
Setiap Peserta didik memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatya. perbedaan individual ini dapat berpengaruh pada cara dan hasil belajar peserta didik.
2.6         Evaluasi Diri Terhadap Proses Pembelajaran
Setelah melaksanakan proses pembelajaran, tentu guru ingin mengetahui bagaimana hasilnya. Salah satu cara yang harus dilakukan adalah dengan cara mengevaluasi diri sendiri secara jujur, objektif, dan komprehensif. Hal ini dimaksudkan agar guru dapat segera mengetahui kelemahan-kelemahan yang dilakukan dalam melaksanakan pembelajaran dan berupaya memperbaikinya untuk pembelajaran yang akan datang.
Bisa saja kelemahan-kelemahan tersebut diperoleh dari orang lain atau dari peserta didik sendiri, tetapi akan lebih bijaksana bila hal tersebut dilakuka sendiri oleh guru. Mungkin kita belum terbiasa atau terlatih dengan evaluasi diri, tetapi tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang positif dan bermakna untuk kita.
2.7         Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan dan Pendukung Keberhasilan dalam Pembelajaran
Salah satu jenis penilaian yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran adalah penilaian diagnostik, yaitu penilaian yang berfungsi mengidentifikasi faktor-faktor Penyebab Kegagalan dan Pendukung Keberhasilan dalam Pembelajaran. Berdasarkan penilaian diagnostik ini, guru melakukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Jika guru tidak mengetahui faktor-faktor Penyebab Kegagalan dan Pendukung Keberhasilan dalam Pembelajaran, maka akan sulit bagi guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor Penyebab Kegagalan dan Pendukung Keberhasilan dalam Pembelajaran, guru dapat melakukannya secara perseorangan atau melalui teknik evaluasi diri atau dapat juga dilauan secara kelompok, bersama guru sejawat lainnya yang mengajar bidang studi srumpun.
2.8         Mengoptimalkan Proses dan Hasil Belajar
Untuk Mengoptimalkan Proses dan Hasil Belajar hendaknya kita berpijak pada hasil identifikasi faktor-faktor Penyebab Kegagalan dan Pendukung Keberhasilan dalam Pembelajaran, berdasarkan hasil identifikasi ini kemudian kita mencari alternatif pemecahannya, kemudian dari berbagai alternatif itu kita pilih mana yang mungkin dilaksanakan dilihat dari berbagai kesiapan guru, kesiapan peserta didik, sarana dan prasarana, dan sebagainya. Mengoptimalkan Proses dan Hasil Belajar berarti melakukan berbagai upaya perbaikan agar proses belajar dapat berjalan dengan efektif dan hasil belajar dapat diperoleh secara optimal.
2.9         Pembelajaran Remedial
Salah satu komponen penting dalam sisitem pembelajaran adalah materi. Banyak hasil penelitian menunjukan lemahnya penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran. Padahal dalam silabus, materi pelajaran sudah diatur sedemikian rupa, baik ruang lingkup, urutan materi maupun penempatan materi. Dalam hal tertentu, kita tidak mungkin memaksakan peserta didik untuk melanjutkan ke materi pembelajaran berikutnya.
Jika sebagian besar peserta didik belum menguasai kompetensi yang diharapkan, maka kita segera mengetahui dan mencari alternatif solusi agar peserta didik tersebutdapat menguasai kompetensi yang diharapkan. Setelah diketahui siapa saja peserta didik yang gagal menguasai kompetensi, materi apa yang dianggap sulit, dimana letak kesulitannya, kemudian mencari alternatif pemecahan, antara lain melakukan pembelajaran remedial.













BAB III
PENUTUP
3.1         Kesimpulan
Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan standar kriteria yang merupakan kegiatan berkesinambungan. Evaluasi sangat penting dalam proses pembelajaran yaitu sebagai sebuah kegiatan yang harus dilaksanakan tidak saja pada saat tengah semester, tiap semester atau akhir tahun, tetapi harus dilakukan secara terus menerus.
Setelah melaksanakan proses pembelajaran, tentu guru ingin mengetahui bagaimana hasilnya. Salah satu cara yang harus dilakukan adalah dengan cara mengevaluasi diri sendiri secara jujur, objektif, dan komprehensif. Hal ini dimaksudkan agar guru dapat segera mengetahui kelemahan-kelemahan yang dilakukan dalam melaksanakan pembelajaran dan berupaya memperbaikinya untuk pembelajaran yang akan datang.
Bisa saja kelemahan-kelemahan tersebut diperoleh dari orang lain atau dari peserta didik sendiri, tetapi akan lebih bijaksana bila hal tersebut dilakuka sendiri oleh guru. Mungkin kita belum terbiasa atau terlatih dengan evaluasi diri, tetapi tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang positif dan bermakna untuk kita.




3.2         Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan adalah
1)      Agar para pembaca dapat mempelajari makalah yang penulis buat dan mengerti isi serta ruang lingkupnya sehingga dapat diambil pelajaran dan diterapkan dalam kehidupan.
2)      Semoga para pembaca dapat mengkaji dengan baik dan bisa melengkapi kekurangan makalah yang penulis buat.
3)      Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya.
4)      Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata lengkap dan sempurna. Masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam hal sisitematika makalah maupun isinya. Maka dari itu, penulis sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun  dari teman-teman dan dosen mata kuliah Evaluasi Pembelajaran PAI I demi perbaikan dalam penyusunan makalah yang akan datang.





DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal, (2013), Evaluasi Pembelajaran, Cetakan Ke-V, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Crooks, T. (2001), the vaidity of Formative Assessment diakses tanggal 4 maret 2014 dari http: // www. Leeds.ac.uk/educol/documents/00001862.html.
Dimyati dan Mudjiono, (1994), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: P3MTK-Ditjen Dikti-Depdikbud.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar